Lintas Berita 24, PADANGLAWAS UTARA, – Petani karet di Kabupaten Padanglawas Utara mulai frustrasi dan kian terpuruk. Di awal tahun 2016, harapan petani agar harga karet kian membaik tampaknya belum menunjukan tanda-tanda.
Bahkan, harga karet cenderung mengalami penurunan. Rendahnya harga karet membuat petani tidak bisa lagi mengandalkan mata pencaharian itu. Saat ini, petani karet kewalahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan harga karet berkisar Rp4.500, tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Contohnya, Pangundian Lubis yang merupakan petani karet di Kecamatan Simangambat. Setiap Kamis, dia selalu menimbang hasil karet per minggu. Namun, dia mengaku kebingungan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sebab, uang yang didapat dalam satu hari menyadap hanya berkisar Rp50 ribu rupiah, sementara harga kebutuhan pokok sudah terlanjur naik.
“Kita tidak mengetahui harga jual karet tidak pernah naik sejak tahun 2015 sampai sekarang. Hasil menyadap sepekan saja kita jual, tidak cukup untuk kebutuhan keluarga sehari-hari,” jelasnya baru-baru ini.
Hal senada dikatakan ibu Nasution, wanita paruh baya yang memiliki dua anak masing-masing duduk di bangku SMP dan SMA. Setiap hari, dia harus menyiapkan uang Rp15 ribu untuk ongkos anaknya.
“Dengan harga karet yang hanya Rp4.500 per kilogram, tentu tidak cukup untuk membiayai kebutuhan anak. Ditambah lagi untuk biaya membeli beras. Harga beras saat ini Rp10 ribu per kilogram, sedangkan harga karet hanya berkisar Rp4.500 per kilogram,” keluhnya.
Akibat lesunya sektor perkebunan karet di Paluta, sebagain pemilik lahan memilih menjual lahan mereka untuk dijadikan modal usaha seperti berjualan dan lainnya.
Sumber : Waspada














