Internasional    Nasional    Daerah    Ekonomi    Agama    Pendidikan    Hukum dan Kriminal    Olahraga    Teknologi    Budaya    Wisata    Kuliner   

SPONSOR

Showing posts with label Ekonomi. Show all posts
Showing posts with label Ekonomi. Show all posts

GAPKINDO Komit Kurangi Ekspor Karet


Lintas Berita 24, Jakarta – Para eksportir karet alam yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) berkomitmen mengurangi ekspor karet sesuai skema alokasi ekspor atau agreed export tonnage scheme (AETS) mulai periode Maret hingga Agustus 2016.
Sesuai kesepakatan pada 4 Februari 2016 bahwa Pemerintah Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat mengimplementasikan mekanisme AETS untuk mengurangi pasokan karet alam di pasar dunia.
Pengurangan ekspor dilakukan selama enam bulan, mulai 1 Maret-31 Agustus 2016. Alokasi pengurangan ekspor bagi tiap negara yaitu Thailand sebanyak 324.005 ton, Indonesia 238.736 ton, dan Malaysia 52.259 ton.
“Skema AETS sebagai hasil kesepakatan 3 negara ITRC merupakan salah satu cara menyiasati penurunan harga karet dengan cara pengurangan alokasi ekspor karet alam di tingkat global. Pemerintah meminta pelaku usaha berkomitmen menjalani kesepakatan itu,” ungkap Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih.
Pemerintah memberikan penugasan kepada Gapkindo melalui Surat Dirjen Perdagangan Luar Negeri No.156/DAGLU/SD/2/2016 tanggal 24 Februari 2016 sebagai penanggung jawab pelaksanaan skema AETS 2016 oleh seluruh anggotanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Karyanto menjelaskan Gapkindo bertanggung jawab dan secara periodik wajib melaporkan secara tertulis pelaksanaan AETS kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
Penunjukkan tersebut menurut Karyanto didasari Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 35/M-DAG/KEP/2/2007 Tentang Penugasan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) sebagai National Tripartite Rubber Corporation (NTRC).
Sumber : waspada.co.id

Warga Keluhkan Harga Jual Karet

Lintas Berita 24, Medan - Sejumlah warga mengeluhkan rendahnya harga jual komoditas karet di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Harga karet yang pernah mencapai Rp15 ribu, saat ini hanya di kisaran Rp 4.500. Akibatnya, sejumlah petani yang menggantungkan hidupnya dengan menjual komoditas tersebut harus mencari sumber pemasukan tambahan.
Hal tersebut dikatakan anggota DPRD Sumut Daerah Pemilihan (Dapil VII) Sutrisno Pangaribuan saat melakukan reses di Dusun Sukaramai, Kelurahan Tapian Naluli, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Beragam, mulai dari harga karet yang rendah, saluran drainase yang kurang baik, infrastruktur jalan dan jembatan, akses komunikasi, fasilitas olahraga, pembagian bantuan siswa miskin yang tidak sesuai kriteria dan kuranya sarana pendidikan serta lainnya," ujar Sutrisno, Senin (7/3).
Selain infrastruktur, Sutrisno mengaku bahwa sejumlah warga juga resah akibat adanya kebijakan Kementerian Kehutanan yang akan mematok beberapa lahan penduduk menjadi kawasan hutan.
"Masyarakat khawatir, sebab tanah yang telah mereka huni untuk tempat tinggal dan bercocok tanam sekitar 50 tahun lebih akan dipatok manjadi kawasan hutan. Oleh karena itu mereka meminta kepada Pemkab Tapsel segera membentuk tim inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (IP4T) dalam kawasan hutan," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Anggota dewan lainnya, Muhri Fauzi Hafiz mengaku mendapatkan beberapa aspirasi dari masyarakat saat melakukan reses di Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai.
Dari berbagai aspirasi warga, beberapa di antaranya adalah permintaan masyarakat Kota Binjai kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membantu program penanggulangan banjir di Kota Binjai.
"Hari ini saya reses di Kota Binjai, tepatnya di Kecamatan Binjai Barat. Ada banyak usulan, di antaranya melalui masyarakat di Kelurahan Setia dan Kelurahan Mencirim yang minta agar Pemprov Sumut membantu penanganan program banjir Kota Binjai," ujar Muhri via WhatsApp.
Menurut Muhri, masyarakat berharap agar Pemprov Sumut membangun media penahan banjir dan menata kawasan sungai sebagai antisipasi banjir besar yang pernah melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu. 
Sumber : Tribun Medan

Harga Emas Antam Melesat Ikuti Kenaikan Emas Global

Lintas Berita 24, Jakarta - Harga jual dan beli kembali (buyback) emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan hari ini tercatat melesat naik dibandingkan posisi awal pekan kemarin. Sementara harga emas global terus menjaga keuntungan ketika kecemasan terhadap ekonomi dunia masih terjadi. 

Dilansir dari situs Logammulia.com, Selasa (1/3/2016), harga jual emas Antam melonjak tajam Rp9.000/gram menjadi Rp573.000/gram dari sebelumnya Rp564.000/gram dan harga buyback emas Antam juga membaik Rp6.000  menjadi Rp522.000/gram dari sebelumnya Rp516.000/gram. 

Emas ukuran 2 gram dibanderol Rp1.106.000, dengan harga per gram Rp553.000. Harga emas 3 gram dipatok Rp1.641.000 dengan harga Rp547.000/gram. Harga emas 4 gram senilai Rp2.176.000 dengan harga per gram Rp544.000. 

Selain itu, harga jual emas 5 gram ditetapkan Rp2.720.000 dengan harga per gram Rp544.000. Harga emas 10 gram dijual Rp5.390.000, dengan harga per gram Rp539.000.

Harga emas 25 gram Rp13.400.000 dengan harga per gram Rp536.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp26.750.000, dengan harga per gram Rp535.000. Kemudian, harga emas 100 gram sebesar Rp53.450.000, dengan harga per gram Rp534.500.

Harga emas 250 gram mencapai Rp133.500.000, dengan harga per gram Rp534.000, dan harga emas ukuran 500 gram dihargai Rp266.800.000 dengan harga per gram Rp533.600.

Seperti dilansir Reuters, harga emas terus menjaga tren kenaikan, diperkuat oleh meningkatnya permintaan setelah data ekonomi China memicu keprihatinan atas perekonomian global. Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi 1.246,35 per ons pada pukul 02.28 GMT setelah pada sesi sebelumnya melonjak 1,3%. 

Sementara emas AS berjangka naik lebih dari 1% menjadi USD1.249,30. Data ekonomi China pada hari ini menunjukkan sektor manufaktur menyusut dalam tujuh bulan beruntun. "Data yang lemah (China) menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan secara global dan membantu emas," jelas salah satu pelaku pasar di Hong Kong.

Sumber : Sindonews

Wow, Data Terbaru!! Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai Rp 4.155 Triliun



Lintas Berita 24, Jakarta  – Jumlah utang luar negeri Indonesia benar-benar sudah membengkak. Berdasarkan data terbaru yang dilansir Bank Indonesia (BI), utang Indonesia pada akhir kuartal IV tahun lalu mencapai 310,7 miliar dolar AS. Kalau dirupiahkan dengan kurs kemarin, Rp 13.376 per dolar AS, jumlahnya mencapai Rp 4.155 triliun.
Jumlah tersebut adalah gabungan dari utang pemerintah dan utang swasta. Posisi utang pemerintah pada periode itu sebesar 137,74 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.842 triliun. Kemudian utang Bank Indonesia sebesar 5,2 miliar AS atau sekitar Rp 70 triliun. Sedangkan utang swasta mencapai 167,71 miliar dolar AS atau setara Rp 2.243 triliun.
Jika dibandingkan dengan akhir kuartal III-2015, total utang luar negeri Indonesia mengalami kenaikan 2,8 persen. Pada periode itu, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 302,3 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan Desember 2014, kenaikan utang mencapai 5,8 persen. Pada waktu itu, utang luar negeri baru tercatat 293,77 miliar dolar AS.
Dengan jumlah yang membengkak itu, rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir kuartal IV-2015 menjadi sebesar 36,1 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan akhir tahun 2014 yang hanya sekitar 33 persen.
Jika dikelompokkan berdasarnya jangka waktunya, kenaikan utang tersebut dipengaruhi utang luar negeri jangka panjang yang meningkat. Sedangkan utang jangka pendek menurun. Pendek kata, utang tersebut banyak digunakan untuk sektor publik. Sedangkan untuk sektor swasta, menurun.
Pihak BI menganggap perkembangan utang luar negeri ini masih cukup sehat. Namun begitu, BI juga tetap waspada akan risiko utang tersebut terhadap perekonomian nasional. Karenanya, BI akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya sektor swasta.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang memengaruhi stabilitas makro ekonomi.
Yang jelas, dengan menumpuknya utang itu, kewajiban pemerintah untuk mencicil pokok utang dan bunga semakin besar. Di Januari lalu saja, pemerintah harus menggelontorkan Rp 47,4 triliun dari APBN untuk mencicil baik utang luar negeri maupun utang dalam negeri. Rinciannya, pembayaran pokok utang sebesar Rp 29,3 triliun dan pembayaran bunga sebesar Rp 18,1 triliun.
Sumber : RMOLTrias Politica

Semua Hampir Serba Impor, Kapan Bisa Swasembadanya?

Lintas Berita 24, Jakarta – Siapa bilang Indonesia telah merdeka. Kalaulah ya, itu cuma di atas kertas. Sebab segala kebutuhan negeri ini masih impor. Asing menguasai produksi hingga sektor distribusi. Sedang pemimpin kita ringan tangan, dikit-dikit impor. Kita sudah terjajah, saudaraku!

Sumber Foto : Trias Politica

Penjajahan bentuk baru itu perlu diwaspadai. Petani telah terusir dari tanahnya. Pertanian yang tidak menguntungkan dan tidak diproteksi negara menyebabkan mereka kabur ke kota mencari penghidupan. Tanahnya dijual untuk dikonversi. Dan lambat tapi pasti seluruh kebutuhan pangan akan dipasok dari luar negeri.
Pasar tradisional juga hilang satu demi satu digantikan super-market asing. Pasar sebagai penambal kebutuhan masyarakat desa itu kini tidak ada denyutnya lagi. Itu penyebab desa lumpuh, urbanisasi menggila, eksodus rakyat cilik memenuhi perkotaan.
Asing telah menjarah negeri ini hingga ke pelosok negeri. Mereka menjual produk dengan merek mereka, dan tabu mentoleransi produk lokal dengan alasan kualitas jeblok dan kontinuitas yang tidak terjamin. Bersembunyi di balik pasar bebas yang bebas bagi asing, maka segala kebutuhan rumahtangga, di rumah-rumah mewah sampai gubuk reyot negeri ini telah berubah menjadi etalase produk asing.
Ya, melihat Indonesia dasawarsa terakhir memang membuat kita terheran-heran. Pasar rakyat hilang digantikan supermarket asing. Produk lokal tersingkir digerus produk asing. Dan jika melirik data soal itu, betul-betul hati terasa getir. Bulu kuduk berdiri, karena negeri ini memang benar-benar sudah terjajah.
Pampangan angka menyebut, buah yang beredar di negeri ini 80% merupakan buah impor. Tepung terigu 80% impor. Gandum 100% impor. Mamin (Makanan dan minuman) 80% impor. Garmen 70% impor. Elektronik dan aksesorisnya 90% impor. Gula putih dan gula mentah (raw sugar) 70% impor. Garam 70% impor.
Daftar impor itu semakin panjang dengan sapi dan daging impor. Kedelai, jagung, beras, benih dan sayuran impor. Ikan, rokok, makanan suplemen, produk herbal impor, plus supermarket, perusahaan waralaba asing yang menguasai 80% pasar di negeri ini.
Data itu mengesankan negeri ini memang bukan negara berdaulat. Bukan negara layaknya negara yang punya presiden dan menteri. Yang punya sektor pertanian, industry, perdagangan, dan rakyat yang punya etos keras. Sebab jika punya itu, tentu para pejabatnya malu sebagai pemangku negara yang tidak mandiri. Negara diobok-obok asing, dimain-mainkan, dan sekadar dibuat pasar produk mereka.
Tapi rasa malu itu tidak ada. Dari tahun ke tahun menyimak program pemerintah ternyata hanya bualan. Slogan swasembada tidak kunjung swasembada. Optimis diucapkan, terlupakan manakala waktu telah berlalu. Saling menyalahkan saat ditanyakan ketidak-berhasilannya, dan saling tuding tatkala dikritisi kegagalannya. Malah ada yang lucu, menteri menyalahkan Tuhan.
Kegagalan demi kegagalan itu tidak pernah diakui sebagai kegagalan. Pasar bebas yang meluberkan produk impor dan cadangan devisa membaik dianggap sebagai keberhasilan. Hebat melola negara, kendati di tengah kemiskinan, banyaknya pengangguran, asing merajalela, dan kian membengkaknya golongan kuli setelah kalah sebagai petani dan nelayan. Malah sekarang sedang digagas, menciptakan rakyat kelompok pengemis, diberi sumbangan uang tunai.
Itu karena pemimpin yang ada, kalaulah ada, keasyikan duduk di menara gading. Keenakan di kursi empuk dengan segala fasilitas mewah. Akibatnya terjadilah reinkarnasi megaloman yang tidak mampu melihat penderitaan rakyat. Tergencet asing, selalu disalahkan pemerintah sebagai rakyat miskin, bodoh, dan tidak kenal tatanan dunia baru, globalisasi, go international.
Ya, pemimpin kita keblinger dengan pandangan itu. Nasionalismenya hilang dikikis pujian yang membunuh. Mirip Nagabonar terjangkit dejavu. Lupa filosofi global yang kembali ke akar. Sama dan sebangun dengan seni modern yang kembali ke tradisi. Padahal nasionalisme itulah tradisi itu.
Ketika zaman Orde Baru yang dicap sebagai pemerintahan korup itu saya masih ingat program candak-kulak. Ini Inpres di era Soeharto. Banyak uang ditebar pada rakyat, dikreditkan dan macet. Kredit macet itu bukan dianggap kegagalan. Sebab ukuran gagal dan berhasil memang bukan soal uang kembali. Jika kredit itu macet tetapi taraf hidup rakyat membaik, itu bukti program Inpres itu berhasil. Perlu digaris-bawahi, kesejahteraan rakyat tolok ukurnya. Bukan yang lain.
Zaman Soeharto petani juga mendapat perhatian. Kendati di sana-sini ada yang korupsi, tetapi hubungan petani dan pemerintah masih nyambung. Ada Bimas dan Inmas, juga rutin kelompencapir untuk sosialisasi berbagai program cocok-tanam dan pembangunan.
Sekarang pelibatan rakyat itu, terutama petani dan nelayan, hampir tidak ada. Pemimpin malas anjangsana ke desa-desa. Rakyat miskin yang lapar diberi beras miskin. Rakyat yang butuh uang diberi uang langsung, cash and carry. Dan yang tidak mampu bayar sekolah anak digratiskan.
Sedang jika stok beras menipis impor, gula kurang impor, garam tidak mencukupi impor, daging sulit impor, dan semuanya serba instan dilakukan pemimpin negeri ini. Sikap menggampangkan itu mengerucut menjadi moda di sekeliling kita. Asing menguasai semuanya.
Para pemimpin lupa, ketergantungan terhadap asing itu akan menyulut rakyat berontak terhadap pemerintahnya. Itu karena pemerintah tidak memberdayakan rakyat, mirip zaman legalisasi candu di Cina, rakyat kehilangan nasionalisme, tidak punya semangat bela negara, karena semua bahagia dalam keteleran narkotika. Adakah dengan begitu rakyat perlu merevolusi pemimpinnya? Apakah revolusi sosial solusi tepat untuk memperbaiki negeri ini?
Jangan! Menegasikan pemimpin kehilangan nasionalisme tidaklah baik dilakukan dengan cara-cara kekerasan. Hasilnya akan lebih parah ketimbang Irak dan Libya pasca diadu-domba. Cara yang terbaik adalah dengan mengingatkan dan berdoa. Menyadarkan pemimpin agar mensejahterakan rakyatnya, dan berpikir untuk mengambil langkah, menciptakan kemandirian bangsa serta negaranya.
Kita juga boleh melakukan itu seraya bermimpi tentang Korea Utara, negeri kecil yang diperhitungkan dunia, atau mengangankan lahirnya Ahmadinejad di negeri ini, pemimpin santun, berkarakter dan sederhana, tetapi kawan maupun lawan selalu tabik padanya.
Kapankah kemerdekaan ekonomi itu mampu kita raih, saudaraku?
Sumber : Swasembada.net dan Trias Politica

Harga Karet di Kabupaten Padanglawas Utara Membuat Petani Frustrasi

Lintas Berita 24, PADANGLAWAS UTARA – Petani karet di Kabupaten Padanglawas Utara mulai frustrasi dan kian terpuruk. Di awal tahun 2016, harapan petani agar harga karet kian membaik tampaknya belum menunjukan tanda-tanda.
Bahkan, harga karet cenderung mengalami penurunan. Rendahnya harga karet membuat petani tidak bisa lagi mengandalkan mata pencaharian itu. Saat ini, petani karet kewalahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan harga karet berkisar Rp4.500, tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Contohnya, Pangundian Lubis yang merupakan petani karet di Kecamatan Simangambat. Setiap Kamis, dia selalu menimbang hasil karet per minggu. Namun, dia mengaku kebingungan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sebab, uang yang didapat dalam satu hari menyadap hanya berkisar Rp50 ribu rupiah, sementara harga kebutuhan pokok sudah terlanjur naik.
“Kita tidak mengetahui harga jual karet tidak pernah naik sejak tahun 2015 sampai sekarang. Hasil menyadap sepekan saja kita jual, tidak cukup untuk kebutuhan keluarga sehari-hari,” jelasnya baru-baru ini.
Hal senada dikatakan ibu Nasution, wanita paruh baya yang memiliki dua anak masing-masing duduk di bangku SMP dan SMA. Setiap hari, dia harus menyiapkan uang Rp15 ribu untuk ongkos anaknya.
“Dengan harga karet yang hanya Rp4.500 per kilogram, tentu tidak cukup untuk membiayai kebutuhan anak. Ditambah lagi untuk biaya membeli beras. Harga beras saat ini Rp10 ribu per kilogram, sedangkan harga karet hanya berkisar Rp4.500 per kilogram,” keluhnya.
Akibat lesunya sektor perkebunan karet di Paluta, sebagain pemilik lahan memilih menjual lahan mereka untuk dijadikan modal usaha seperti berjualan dan lainnya.
Sumber : Waspada

Produk UKM Indonesia Tembus Pasar Swalayan Amerika Serikat

Produk UKM Indonesia
Lintas Berita 24, JAKARTA – Produk Usaha Kecil menengah (UKM) Indonesia semakin diterima di Amerika Serikat (AS). Saat ini, produk UKM Indonesia bahkan sudah masuk di jaringan pasar swalayan di negeri Paman Sam tersebut.
Hal tersebut diketahui setelah Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki bertemu dengan Kepala Pusat Promosi Perdagangan Indonesia Los Angeles (Indonesia Trade Promotion Center Los Angeles/ITPC) di Hotel Miramonte, Rancho Mirage, dalam sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asean-AS di California.
”Produk mix root fruit seperti singkong dan kentang manis sudah masuk dalam pasar mainstream di Amerika Serikat seperti di Whole Foods, TJ Max, dan Marshall’s,” kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana melalui siaran pers, Senin (15/2).
Sebelumnya, produk UKM Indonesia memang sudah berhasil menembus AS. Tapi, pemasarannya kebanyakan di supermarket Asia. Selain singkong dan kentang manis, beberapa produk unggulan di Amerika adalah kopi dan arum teh.
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan Amerika, total ekspor Indonesia ke AS tahun 2015 mencapai 19 miliar dolar AS atau naik 1,1 persen dibanding 2014.
Teten meminta ITPC untuk terus meningkatkan kemampuan mengidentifikasi apa saja peluang yang terbuka di pasar Amerika bagi produk-produk UKM Indonesia. “Sehingga produk-produk UKM Indonesia semakin membanjiri pasar Amerika,” kata Teten.
ITPC merupakan bagian promosi dari Kementerian Perdagangan untuk mempromosikan produk ekspor Indonesia di pasar Amerika. Lembaga itu bertugas memfasilitasi usaha eksportir Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Amerika. Selain itu ITPC bertugas mempromosikan produk produk unggulan ekspor Indonesia dan meneliti peluang pasar untuk produk Indonesia di AS.
Sumber : Metro Siantar

Kunjungi Bangka Belitung, Kemendag Pastikan Stok Pangan Aman

Lintas Berita 24, Pangkal Pinang - Kementerian Perdagangan memastikan stok pangan di Provinsi Bangka Belitung aman hingga sebulan ke depan. Jalur distribusi pangan dan logistik berangsur  pulih. Sedangkan harga komoditas pangan bergerak stabil cenderung turun. Kondisi banjir sudah surut dan masyarakat mulai membersihkan rumah, toko, dan pasar-pasar, meskipun aktivitas perdagangan belum normal. 
Penegasan ini disampaikan Direktur  Logistik dan Sarana Distribusi  Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag  Jimmy Bella  kemarin, Kamis  (11/2),  di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung. Jimmy bersama sejumlah staf  Kemendag  blusukan ke sejumlah pasar di Kota Pangkal Pinang, yang sebelumnya terendam banjir. 
"Akibat banjir ini, sejumlah gudang distributor bahan kebutuhan pokok di Kota Pangkal Pinang terkena dampak banjir, namun secara umum kondisi stok bahan kebutuhan pokok masih mencukupi hingga satu bulan ke depan. Saat ini beberapa kapal yang membawa bahan kebutuhan pokok dari luar Bangka akan merapat di pelabuhan," tegas Jimmy. 
Ada kebiasaan masyarakat yang cukup memberi dampak baik pada ketersediaan stok pangan. Sepekan menjelang Tahun Baru  Imlek, baik distributor, pedagang pasar, dan masyarakat  sudah menyimpan stok bahan makanan. Sehingga pada saat banjir terjadi, masyarakat dan pedagang masih memiliki stok pangan.
Menurut Jimmy, data stok bahan kebutuhan pokok di tingkat distributor secara umum di Kota Pangkal Pinang cukup aman. Stok bawang merah 6,5 ton, bawang putih 15 ton, cabe merah keriting 4 ton, dan cabe rawit 3 ton. Stok  beras (di 8 distributor) tergolong aman, yaitu sebanyak  2.700 ton, ditambah beras Bulog 1.000 ton, dan stok operasi pasar 2.000 ton yang segera datang dari Jawa Timur. Stok  gula (5 distributor) sejumlah 400 ton, kedelai (3 distributor) 70 ton, jagung (4distributor) 125 ton, serta kacang tanah (3 distributor) sebanyak 12 ton.

Harga Cenderung Turun

Harga bahan kebutuhan pokok di Kota Pangkal Pinang per 11 Februari 2016 secara umum relatif stabil dan belum mengalami kenaikan  dibandingkan harga per 4 Februari 2016.  Harga beras bahkan mengalami penurunan menjadi Rp 11.000/kg atau turun 8,33%. Gula pasir Rp 11.500/kg juga turun 13,21%;  minyak goreng kemasan Rp  12.500/kg turun 7,41%;  daging ayam broiler Rp  32.500/kg turun 4,41%;  telur ayam broiler Rp  1.425/butir  turun 1,72%;  bawang merah  Rp 30.500/kg turun 11.59%; dan bawang putih Rp 30.500 turun 1,61%. Hanya cabe merah keriting naik menjadi Rp 49.500/kg atau mengalami kenaikan sebesar 26,92%. Harga daging sapi naik tipis sebesar 0,45% menjadi Rp 118.000/kg.   

Berangsur Pulih 

Kemendag memfokuskan pemantauan dampak banjir di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung yang mengalami banjir paling besar.  Jalur distribusi sempat terputus akibat banjir yang melanda hampir seluruh kecamatan di Kota Pangkal Pinang. Intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari di Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka Tengah,  dan Kabupaten Bangka Barat menyebabkan infrastruktur perdagangan terendam banjir.  "Kini, jalur distribusi pangan dan logistik berangsur pulih dan pasar-pasar mulai dibersihkan," tegas Jimmy. 
Secara umum distribusi barang,  terutama bahan kebutuhan pokok di Kota Pangkal Pinang tidak mengalami kendala.  Pasokan bahan kebutuhan pokok  sebagian besar berasal dari luar Pulau Bangka, seperti dari Jakarta dan Palembang. Sekitar 70% masuk melalui Pelabuhan Pangkal Balam dan sisanya melalui Pelabuhan Sungai Selan dan Pelabuhan Mentok.  "Kondisi di Pelabuhan Pangkal Balam saat ini berlangsung normal dan tidak terjadi hambatan," tutur Jimmy. 
Khusus di dalam kota, saat ini akses jalan di Kota Pangkal Pinang sudah kembali normal setelah sebelumnya sempat terputus akibat banjir. Toko-toko yang sebagian besar dimiliki warga Tionghoa ditutup karena sedang ditinggal libur Imlek dan diprediksi baru buka kembali sepekan ke depan. 
Sementara itu, kondisi fisik bangunan empat pasar rakyat yang dipantau di kota Pangkal Pinang yaitu Pasar Pembangunan, Pasar Ratu Tunggal, Pasar Parit Lalang,  dan Pasar Rumput tidak mengalami kerusakan. Beberapa hari yang lalu keempat pasar ini terendam banjir bervariasi hingga satu meter.
"Pedagang pasar belum banyak yang melakukan aktivitas berjualan karena masih sibuk membersihkan lapak jualan dan rumah mereka yang terkena banjir," jelas Jimmy. 
Pejabat dan staf Kemendag akan melanjutkan peninjauan ke Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Barat,  dan Bangka Selatan.  "Kami ingin memastikan apakah dampak banjir di daerah-daerah tersebut mempengaruhi distribusi, pasokan, stok, dan harga kebutuhan pokok," tandas Jimmy. 


Sumber : Humas Kemendag

 
Copyright © 2016 Lintas Berita 24. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger