Lintas Berita 24, Medan - Sejumlah warga mengeluhkan rendahnya harga jual komoditas karet di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Harga karet yang pernah mencapai Rp15 ribu, saat ini hanya di kisaran Rp 4.500. Akibatnya, sejumlah petani yang menggantungkan hidupnya dengan menjual komoditas tersebut harus mencari sumber pemasukan tambahan.
Hal tersebut dikatakan anggota DPRD Sumut Daerah Pemilihan (Dapil VII) Sutrisno Pangaribuan saat melakukan reses di Dusun Sukaramai, Kelurahan Tapian Naluli, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Beragam, mulai dari harga karet yang rendah, saluran drainase yang kurang baik, infrastruktur jalan dan jembatan, akses komunikasi, fasilitas olahraga, pembagian bantuan siswa miskin yang tidak sesuai kriteria dan kuranya sarana pendidikan serta lainnya," ujar Sutrisno, Senin (7/3).
Selain infrastruktur, Sutrisno mengaku bahwa sejumlah warga juga resah akibat adanya kebijakan Kementerian Kehutanan yang akan mematok beberapa lahan penduduk menjadi kawasan hutan.
"Masyarakat khawatir, sebab tanah yang telah mereka huni untuk tempat tinggal dan bercocok tanam sekitar 50 tahun lebih akan dipatok manjadi kawasan hutan. Oleh karena itu mereka meminta kepada Pemkab Tapsel segera membentuk tim inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (IP4T) dalam kawasan hutan," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Anggota dewan lainnya, Muhri Fauzi Hafiz mengaku mendapatkan beberapa aspirasi dari masyarakat saat melakukan reses di Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai.
Dari berbagai aspirasi warga, beberapa di antaranya adalah permintaan masyarakat Kota Binjai kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membantu program penanggulangan banjir di Kota Binjai.
"Hari ini saya reses di Kota Binjai, tepatnya di Kecamatan Binjai Barat. Ada banyak usulan, di antaranya melalui masyarakat di Kelurahan Setia dan Kelurahan Mencirim yang minta agar Pemprov Sumut membantu penanganan program banjir Kota Binjai," ujar Muhri via WhatsApp.
Menurut Muhri, masyarakat berharap agar Pemprov Sumut membangun media penahan banjir dan menata kawasan sungai sebagai antisipasi banjir besar yang pernah melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu.
Sumber : Tribun Medan













